Contoh contoh Prangko |
Kertas mungil bergerigi ini
keberadaannya dalam industri perposan sangatlah vital. Betapa tidak, prangko
yang diciptakan oleh seoorang guru di inggris, Sir Rowland Hill, dan mulai
digunakan pada 1846 merupakan bukti pembayaran
paling efisien dan efektif atas biaya pengiriman surat melalui pos. Prangko juga biasa disebut
secarik kertas berperekat sebagai bukti telah melakukan pembayaran
untuk jasa layanan pos, seperti halnya mengirim surat. bagian
belakang prangko umumnya memuat perekat, sedangkan pada bagian depannya memuat
suatu harga tertentu yang dimaksudkan untuk direkatkan pada kiriman
pos. Prangko ditempelkan pada amplop, kartu pos, atau benda pos lainnya
sebelum dikirim. Beli satu atau beberapa
keping perangko senilai tarif Pos lalu tempelkan pada sudut kanan amplop, maka
surat siap dikirim kealamat tujuan oleh Pak Pos. peran prangko menjadi semakin
menarik sejak orang-orang memperlakukannya sebagai benda koleksi (filateli).
Prangko diburu,disimpan dipertukarkan dan diberi nilai jauh lebih tinggi dari
nilai nominalnya oleh para filatelis dari seluruh dunia.
Satu hal yang membuat perangko memiliki daya
tarik tinggi tiada lain karena perangko sebagai barang cetakan mampu
menampilkan informasi ataupun visual tentang berbagai hal, dari gambar kepala
Negara sampai destinasi wisata, dari propaganda peperangan sampai peringatan
kelahiran tokoh ternama, dari pesona flora fauna sampai rumus-rumus matematika.
Tak heran bila banyak pihak menganggap prangko sebagai perekam jejak peradaban
sebuah bangsa. Sayangnya, penggunaan prangko dalam perposan, digantikan oleh
teknologi barcode yang kompatibel dengan teknologi telematika. Meski demikian,
Prangko tetap di produksi dan pemanpaatannya semakin meluas saja termasuk
menjadi media diplomasi antarbangsa lewat
penerbitan prangko bersama antarbangsa (joint stamp issue)
Kegiatan surat-menyurat dan sistem
perposan sebenarnya sudah dikenal manusia sebelum dikenalnya prangko.
Dan setiap pemerintahan membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan
sistem perposan. Sebagai contoh, Jalan Raya Anyer-Panarukan yang
dibangun oleh gubernur jenderalHindia Belanda (Herman Willem Daendels),
dikenal dengan nama Jalan Pos Raya.
Contoh Prangko 3000 |
Prangko pertama yang merupakan
hasil gagasan Sir Rowland Hill diterbitkan di Inggris pada tahun
1840, dan merupakan prangko pertama yang resmi di dunia. Sebelum tahun tersebut
sudah ada prangko pula tetapi tidak resmi, tidak dapat dipakai oleh masyarakat
umum, tetapi hanya oleh kaum bangsawan tertentu. Prangko pertama resmi memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
Memuat gambar kepala Ratu
Victoria.Dicetak dalam warna hitam.Memuat kata postage pada bagian
atasnya.Memuat kata-kata one penny pada bagian bawahnya.
Mengingat warna tintanya hitam
serta tulisan one penny yang menunjukkan harga nominalnya, prangko
tersebut kemudian dikenal oleh masyarakat luas dengan julukan The Penny
Black.
Kisah timbulnya gagasan untuk
menerbitkan prangko oleh Sir Rowland Hill ternyata cukup menarik. Suatu ketika
dilihatnya seorang pengantar menyerahkan sepucuk surat kepada seorang gadis.
Sejenak setelah mengamati surat itu dengan teliti, gadis itu pun segera
mengembalikan surat itu kepada pengantar pos dan menolak melunasi biaya
pengiriman surat dengan alasan bahwa ia tidak punya uang.
Sir Rowland Hill mendekati gadis
seraya bertanya apa sebab ia menolak menerima surat tersebut. Jawaban gadis
tersebut ternyata mengejutkan. Surat yang ternyata datang dari kekasihnya itu
memuat beberapa tanda/kode yang hanya diketahui oleh mereka berdua. Tanpa harus
membuka surat itu pun gadis tersebut telah tahu apa sebenarnya maksud/isi
surat. Jadi, buat apa ia harus susah-susah membayar ongkos kirim surat. Hal ini
membuat Sir Rowland gusar, karena bila hal tersebut sering terjadi, alangkah
ruginya dinas pos dan juga bagaimana nasib karyawan yang bekerja didalamnya.
Selain kasus tersebut, yang membuat Sir Rowland juga memikirkan prangko adalah
ketika Sir Rowland menekuni bidang perpajakan dan ilmu administrasi, sekaligus
mengamati perkembangan sosial ekonomi di Inggris pada masa itu.
Pada tahun 1830, ketika negara
Inggris berkembang menjadi negara industri, transportasi mengalami kemajuan
yang cukup menggembirakan. Jalan kereta api mulai membentang dari Barat ke
Timur dan dari Utara ke Selatan. Pada waktu itu, Rowland Hill memikirkan bagaimana
mendapatkan pemasukan uang untuk kas-kerajaan dari pajak pengiriman
surat-surat. Bahkan pikiran dari pajak pengiriman surat-surat. Bahkan pikiran
Rowland Hill juga diganggu dengan pemberian hak bagi anggota Majelis Rendah dan
Majelis Tinggi dalam parlemen untuk dapat mengirim surat secara cuma-cuma tanpa
batas selain itu sistem pembayaran biaya pengiriman surat oleh penerima juga
banyak merugikan dinas pos. Hal tersebut dilihat oleh Rowland Hill sebagai
suatu pemborosan dan sangat merugikan kas kerajaan.
Oleh karena itu, pada tahun 1837
Rowland Hill mengajukan usul kepada parlemen yang antara lain mengemukakan
hal-hal sebagai berikut.
Ongkos pengiriman surat harus
diturunkan, dengan turunnya ongkos pengiriman surat, diharapkan terjadi
peningkatan jumlah Surat yang dikirim.Untuk lebih merangsang masyarakat agar
saling berkirim surat, perlu ditetapkan tarif pos yang seragam dengan tidak
memandang jarak tempuh surat tersebut.Untuk menghindari penyalahgunaan biaya
pengiriman surat, biayanya harus dibayar dimuka dengan menempelkan secarik
kertas tanda pelunasan yang saat ini kita kenal sebagai prangko.
Pemikiran ini awalnya mendapat
tentangan dari Parlemen. Namun beberapa tahun kemudian tepatnya pada tahun 1846
usul Rowland Hill diterima Parlemen. Dari sinilah kemudian lahir prangko, carik
kertas kecil yang dipakai sebagai tanda pelunasan pengiriman surat.
Setelah Inggris menerbitkan
prangko pada tahun 1846, beberapa negara-negara lain pun segera mengikutinya
antara lain Zurich, Jenewa, Basel (ketiganya
di Swiss), Mauritius,Perancis, Bavaria, Amerika Serikat,
dan Brasil.
Pada tanggal 1
April 1864, pemerintah Hindia Belanda yang waktu itu menguasai
seluruh Nusantara menerbitkan prangko pertama kali. Prangko Hindia
Belanda yang baru lahir itu berwarna merah anggur dengan harga nominal 10 sen
dan menampilkan gambar Raja Willem III.
Perkumpulan bagi para pengumpul
prangko di Indonesia muncul tanggal 29 Maret 1922. Sampai dengan kini, bernama
Perkumpulan Filatelis Indonesia. Pada tanggal 1 September 2012 satu lagi perkumpulan
Filatelis di Indonesia dengan nama Komunitas Kolektor Prangko Indonesia (KKPI
Pada mulanya prangko-prangko
diterbitkan dalam bentuk persegi panjang sesuai dengan bingkai
potret raja (yang dijadikan gambar prangko) dari negara penerbitnya.
Kemudian digunakan bentuk persegi panjang mendatar yang lebih serasi untuk
prangko-prangko peringatan. Beberapa bentuk prangko di antaranya ialah bentuk
bujur sangkar yang pertama kali dipergunakan oleh Bavaria pada tahun 1849,
bentuk segitiga yang pertama kali dipergunakan oleh Cape of Good
Hope(Afrika Selatan) pada tahun 1853, bentuk segi delapan
dipergunakan Yunani pada tahun 1898 dan masih ada lagi bentuk-bentuk
lainnya.
Prangko-prangko yang pernah
digunakan di Indonesia diterbitkan dalam bentuk persegi panjang, segiempat sama
sisi dan segitiga sama sisi (terbitan pemerintah Hindia Belanda).
Ukuran prangko
Pada mulanya prangko-prangko
dibuat sepraktis mungkin, tidak terlalu besar tetapi juga tidak terlalu kecil.
Prangko-prangko pertama kebanyakan diterbitkan dalam ukuran 25 x 18 mm.
Kemudian ukurannya disesuaikan denga kebutuhan penerbitannya. Prangko terkecil
adalah prangko Mecklenburg Scwein (Jerman) yang diterbitkan pada tahun 1856
berukuran 9 x 9 mm, sedangkan prangko terbesar adalah prangko Amerika
Serikat yang diterbitkan pada tahun 1856 berukuran 53 x 97 mm. Umumnya
prangko-prangko yang harga nominalnya lebih tinggi diterbitkan lebih besar
daripada yang harga nominalnya rendah seperti halnya dengan prangko-prangko
terbitan Hindia Belanda, Inggris, dan Belanda.
Komposisi prangko
Komposisi prangko atau susunan
prangko biasanya berjajar, satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan perforasi
dan dalam satu lembar (sheet) terdapat prangko dengan desain dan harga nominal
yang sama. Namun dewasa ini beberapa negara termasuk Indonesia telah
menerbitkan prangko bergandengan yaitu beberapa macam prangko dicetak menjadi
satu sehingga membentuk suatu kesatuan prangko. Setiap prangko memuat harga
nominal sendiri-sendiri dan antara prangko yang satu dengan prangko yang lainnya
diberi perforasi sehingga mudah dipisahkan. Termasuk dalam katagori prangko
bergandengan ialah:
Prangko Se-tenant (atau Prangko
Damping, diciptakan kata ini oleh Richard Yani Susilo tahun 1985)Beberapa
prangko yang dicetak bergandengan dan keseluruhannya membentuk sebuah gambar
yang utuh. Contoh prangko seri Borobudur 1868, Olimpiade Mexico 1968, Seni
Lukis Tradisional 1981, Bangsa Peduli Lingkungan 1993.Beberapa prangko yang
masing-masing memuat gambar yang berlainan, tetapi dicetak bergandengan. Contoh
Prangko seri Amphilex 1971, Sensus Ekonomi 1986 dan Cinta Puspa dan Satwa
1993.Tete-Beche (atau Damping Sungsang, diciptakan kata ini oleh Richard Yani
Susilo tahun 1985): Dua keping dicetak bergandengan yang satu terletak terbalik
terhadap yang lainnya. Apabila letak 2 prangko tersebut berdampingan, maka
disebut tete-beche horizontal, dan apabila letak 2 prangko tersebut yang satu
berada di bawah yang lainnya, maka disebut tete-beche vertikal.Gutter-Pair:
Antara dua prangko terdapat satu bidang berbentuk prangko tanpa harga nominal
dan tidak dapat digunakan untuk harga nominal dan ridak dapat digunakan untuk
melunasi biaya pengeposan. Pada bidang tersebut biasanya dimuat suatu pesan
khusus, logo, atau disain lain yang menarik. Prangko seri "100 Tahun
Museum Zoologicum Bogoriense" dengan harga nominal Rp 1000,- (1994).
Prangko definitif atau prangko
biasa yaitu prangko yang penerbitannya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
prangko sehari-hari, tidak ada kaitannya dengan suatu kejadian atau peristiwa.
Prangko tersebut terdiri dari beberapa pecahan harga mulai dari harga nominal
rendah sampai yang harga nominal tinggi. Oplah cetak untuk tiap pecahan harga
juga tidak sama tergantung mana yang lebih banyak digunakan. Prangko jenis ini
apabila persediaannya menipis akan dicetak ulang sesuai dengan kebutuhan. Masa
jual prangko tersebut tidak terbatas sampai ada instruksi dari Pemerintah.
Contohnya adalah :
Prangko seri Hewan (1956)Prangko
seri Alat musik (1967)Prangko seri Presiden SoekarnoPrangko seri
Presiden SoehartoPrangko seri PELITA (Pembangunan Lima Tahun)
Prangko peringatan
Prangko peringatan yaitu prangko
yang penerbitannya dikaitkan dengan suatu kejadian atau peristiwa dan
dimaksudkan untuk memperingati kejadian atau peristiwa, baik yang bersifat
nasional maupun internasional. Contoh dari prangko ini adalah
Prangko istimewa
Prangko Istimewa yaitu prangko
yang penerbitannya dimaksudkan untuk menarik perhatian masyarakat baik di dalam
maupun di luar negeri mengenai kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh
Pemerintah dalam berbagai bidang, baik yang bersifat nasional maupun internasional.
Contohnya adalah:
Prangko seri pariwisata
1988Prangko seri Flora 1989Prangko seri Fauna 1989Prangko seri World Cup Italia
1990
Prangko amal
Prangko Amal yaitu prangko yang
penerbitannya dimaksudkan untuk menghimpun dana bagi kepentingan amal dan
dijual dengan harga tambahan. Pendapatan dari hasil penjualan prangko ini
setelah dikurangi dengan harga prangko, ongkos pembuatan dan ongkos lainnya
kemudian disumbangkan kepada suatu badan amal yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah. Contohnya adalah:
Prangko Hari Sosial III (1960)Prangko
Hari Sosial IV (1961)
Prangko peringatan, prangko
istimewa, dan prangko amal masa jualnya di kantor pos terbatas yaitu selama
tahun penerbitan ditambah 2 tahun, sedangkan masa berlakunya selama tahun penerbitan
ditambah lima tahun.
Prangko Prisma
Prangko Prisma, singkatan dari
Prangko Identitas Milik Anda (personalised stamps), adalah prangko yang dapat
menampilkan foto atau identitas lainnya (logo, produk, lambang perusahaan,
tulisan / slogan bahkan tanda tangan atau apa pun) yang dikehendaki oleh
pemesan, yang dicetak di atas security paper seperti halnya kertas
berharga. Prangko Prisma dapat digunakan untuk berkirim Surat, juga dapat dijadikan
sebagai cenderamata.
Perangko Prisma diperkenalkan
pertama kali oleh Australia Post pada kesempatan "Australia 99"
pameran filateli sedunia yang diadakan di Melbourne Australia pada tanggal
19-24 Maret 1999, dengan sebutan "personalised stamp". Konsep
Australia Post untuk meluncurkan prangko yang memiliki identitas pribadi
didukung oleh teknologi yang merupakan kombinasi teknologi cetak yang sudah
lazim dikenal dengan kecanggihan proses digital. Indonesia merupakan negara
kedua setelah Australia yang memperkenalkan Prangko Prisma. Barulah Jepang
memperkenalkan Prangko Prisma di PhilaNippon 2001.
Prangko untuk tujuan khusus
Selain prangko-prangko tersebut di
atas masih ada prangko-prangko yang diterbitkan untuk tujuan khusus yaitu
prangko pos kilat, prangko pos udara, prangko dinas, prangko ekspres, dan
prangko pos udara ekspres. Prangko-prangko tersebut sudah tidak lagi berlaku
dan tidak diterbitkan lagi.
Semoga bermanfaat. Bagi para pembaca sekalian
Artikel terkait:
.
0 komentar:
Posting Komentar